MARI BERSAMA SAMA MEMAJUKAN DUNIA PENDIDIKAN DENGAN BERBAGI INFORMASI YANG BERMANFAAT

MEMBACA



MEMBUDAYAKAN MEMBACA 


Pada kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia pada pagi hari ini, saya melaksanakan belajar mengajar dengan memanfaatkan perpustakaan baru di Sekolahku, 

Rencana pembelajaran yang saya  buat ingin menekan kan pada belajar membaca memindai, menuliskan isi cerita, sekaligus menulis laporan hasil pengamatan.

Rencana yang saya buat ini ternyata menimbulkan rasa nyaman anak untuk melaksanakan hal tersebut, diawali dengan pembentukan kelompok sacara acak, dengan cara pengambilan nomor undian yang telah saya persiapkan.

Kelompok pun telah terbentuk dan kami mulai menuju perpustakaan, untuk melaksanakan 3 hal yang ingin dicapai yaitu : mengetahui cara belajar membaca memindai, menuliskan isi cerita, sekaligus menulis laporan hasil pengamatan.

Pekerjaan pun dimulai, masing masing kelompok mencari buku cerita yang akan diambil, kemudian saya melihat mereka membuka daftar isi, dan mulai memilih 1 cerita yang akan diambil, pelajaran yang telah mereka ambil yang pertama adalah belajar membaca memindai, seperti hal nya membaca jadwal perjalanan, misalkan : jadwal kereta api, pesawat, dll.

Saya rasa contoh membaca memindai yang telah mereka lakukan adalah sebagai contoh yang paling mudah, paling dekat dengan mereka, dan yang pasti pernah mereka alami.
Setelah mereka menemukan cerita yang akan  diambil, masing masing kelompok membaca bersama sama, dengan membaca dalam hati, kemudian mereka belajar, menuliskan kembali isi cerita dari bacaan yang mereka baca. Ini adalah point kedua pelajaran yang bisa mereka ambil, yakni belajar menyimpulkan isi cerita.

Selanjutnya yang mereka lakukan adalah belajar menuliskan laporan hasil pengamatan, dengan mengambil tempat di perpustakaan, yang seharusnya tempat umum yang diamati yaitu di rumah sakit, pelabuhan, puskesmas, dll.


Mungkin ini adalah tempat yang paling dekat dengan mereka, maka kami ganti tempat umum tersebut dengan perpustakaan yang ada disekolah kami, inilah tempat yang paling dekat dengan mereka sebagai tempat umum, meskipun tempat bagi orang banyak itu adalah teman teman dari kelas lain mereka sendiri.

Ini adalah rancangan yang saya buat, mungkin bagi rekan rekan pengajar yang dekat dengan tempat umum yang seharusnya. Bisa melakukan pengamatan langsung terhadap tempat umum tersebut.
Yang saya garis bawahi dari kegiatan yang saya inginkan adalah menimbulkan minat baca anak terhadap buku, dengan membaca, mereka akan mendapatkan hal hal baru.
Dimulai dengan membaca buku cerita yang penuh dengan pesan, dari situ mereka belajar, dari situ mereka akan berubah. Dan mendapat pembelajarn baru.
Sudah jelas bahwa dengan membaca akan membuka cakrawala dunia, masih banyak buku yang harus mereka baca, 

Semakin banyak jenis buku yang mereka baca, semakin banyak ilmu yang akan mereka dapat.

Dan jangan kaget jika anak didik  akan lebih tahu di banding kita. maka siapkan diri untuk menyiapkan segala keingin tahuan anak didik kita,

Sudah siapkah kita??????????????????? akan jawaban dari pertanyaan pertanyaan yang akan mereka tanyakan ????????????




Kurikulum 2013



Kurikulum 2013

Posted Fri, 03/08/2013 - 11:20 by sidiknas
Oleh Mohammad Nuh

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Artikel ini Sudah Dimuat di Harian Kompas, Kamis, 7 Maret 2013
By ; www.kemdikbud.go.id

Dalam beberapa bulan terakhir, harian Kompas memuat tulisan dari mereka yang pro ataupun kontra terhadap rencana implementasi Kurikulum 2013. Saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas berbagai pandangan tersebut. 

Saya berkesimpulan, mereka yang mempertanyakan kurikulum 2013 adalah karena ada perbedaan cara pandang atau belum memahami secara utuh konsep kurikulum berbasis kompetensi yang menjadi dasar Kurikulum 2013. 
Secara falsafati, pendidikan adalah proses panjang dan berkelanjutan untuk mentransformasikan peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu bermanfaat bagi dirinya, bagi sesama, bagi alam semesta, beserta segenap isi dan peradabannya.

Dalam UU Sisdiknas, menjadi bermanfaat itu dirumuskan dalam indikator strategis, seperti beriman-bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam memenuhi kebutuhan kompetensi Abad 21, UU Sisdiknas juga memberikan arahan yang jelas, bahwa tujuan pendidikan harus dicapai salah satunya melalui penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah manusia seutuhnya. Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional perlu dijabarkan menjadi himpunan kompetensi dalam tiga ranah kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Di dalamnya terdapat sejumlah kompetensi yang harus dimiliki seseorang agar dapat menjadi orang beriman dan bertakwa, berilmu, dan seterusnya.

Mengingat pendidikan idealnya proses sepanjang hayat, maka lulusan atau keluaran dari suatu proses pendidikan tertentu harus dipastikan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya secara mandiri sehingga esensi tujuan pendidikan dapat dicapai. 

Perencanaan Pembelajaran

Dalam usaha menciptakan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang baik, proses panjang tersebut dibagi menjadi beberapa jenjang, berdasarkan perkembangan dan kebutuhan peserta didik. Setiap jenjang dirancang memiliki proses sesuai perkembangan dan kebutuhan peserta didik sehingga ketidakseimbangan antara input yang diberikan dan kapasitas pemrosesan dapat diminimalkan.
Sebagai konsekuensi dari penjenjangan ini, tujuan pendidikan harus dibagi-bagi menjadi tujuan antara. Pada dasarnya kurikulum merupakan perencanaan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tujuan antara di atas. Proses perancangannya diawali dengan menentukan kompetensi lulusan (standar kompetensi lulusan). Hasilnya, kurikulum jenjang satuan pendidikan.

Dalam teori manajemen, sebagai sistem perencanaan pembelajaran yang baik, kurikulum harus mencakup empat hal. Pertama, hasil akhir pendidikan yang harus dicapai peserta didik (keluaran), dan dirumuskan sebagai kompetensi lulusan. Kedua, kandungan materi yang harus diajarkan kepada, dan dipelajari oleh peserta didik (masukan/standar isi), dalam usaha membentuk kompetensi lulusan yang diinginkan. Ketiga, pelaksanaan pembelajaran (proses, termasuk metodologi pembelajaran sebagai bagian dari standar proses), supaya ketiga kompetensi yang diinginkan terbentuk pada diri peserta didik. Keempat, penilaian kesesuaian proses dan ketercapaian tujuan pembelajaran sedini mungkin untuk memastikan bahwa masukan, proses, dan keluaran tersebut sesuai dengan rencana.

Dengan konsep kurikulum berbasis kompetensi, tak tepat jika ada yang menyampaikan bahwa pemerintah salah sasaran saat merencanakan perubahan kurikulum, karena yang perlu diperbaiki sebenarnya metodologi pembelajaran bukan kurikulum. (Mohammad Abduhzen, “Urgensi Kurikulum 2013”, Kompas, 21/2 dan “Implementasi Pendidikan”, Kompas, 6/3). Hal ini menunjukkan belum dipahaminya secara utuh bahwa kurikulum berbasis kompetensi termasuk mencakup metodologi pembelajaran. 

Tanpa metodologi pembelajaran yang sesuai, tak akan terbentuk kompetensi yang diharapkan. Sebagai contoh, dalam Kurikulum 2013, kompetensi lulusan dalam ranah keterampilan untuk SD dirumuskan sebagai “memiliki (melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji,  menalar, mencipta) kemampuan pikir dan tindak yang produktif  dan kreatif, dalam ranah konkret dan  abstrak, sesuai dengan yang  ditugaskan kepadanya.”
Kompetensi semacam ini tak akan tercapai bila pengertian kurikulum diartikan sempit, tak termasuk metodologi pembelajaran. Proses pembentukan kompetensi itu, sudah dirumuskan dengan baik melalui kajian para peneliti, dan akhirnya diterima luas sebagai suatu taksonomi.

Pemikiran pengembangan Kurikulum 2013 seperti diuraikan di atas dikembangkan atas dasar taksonomi-taksonomi yang diterima secara luas, kajian KBK 2004 dan KTSP 2006, dan tantangan Abad 21 serta penyiapan Generasi 2045. Dengan demikian, tidaklah tepat apa yang disampaikan Elin Driana, “Gawat Darurat Pendidikan” (Kompas, 14/12/2012) yang mengharapkan sebelum Kurikulum 2013 disahkan, baiknya dilakukan evaluasi terhadap kurikulum sebelumnya.

Mengatakan tidak ada masalah dengan kurikulum saat ini adalah kurang tepat. Sebagai contoh, hasil pembandingan antara materi TIMSS 2011 dan materi kurikulum saat ini, untuk mata pelajaran Matematika dan IPA, menunjukkan, kurang dari 70 persen materi TIMSS yang telah diajarkan sampai dengan kelas VIII SMP.
Belum lagi rumusan kompetensi yang belum sesuai dengan tuntutan UU dan praktik terbaik di dunia, ketidaksesuaian materi matapelajaran dan tumpang tindih yang tidak diperlukan pada beberapa materi matapelajaran, kecepatan pembelajaran yang tidak selaras antarmata pelajaran, dangkalnya materi, proses, dan penilaian pembelajaran, sehingga peserta didik kurang dilatih bernalar dan berfikir. 

Kompetensi Inti

Kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan pun masih memerlukan rencana pendidikan yang panjang untuk pencapaiannya. Sekali lagi, teori manajemen mengajarkan, untuk memudahkan proses perencanaan dan pengendaliannya, pencapaian jangka panjang perlu dibagi-bagi jadi beberapa tahap sesuai dengan jenjang kelas di mana kurikulum tersebut diterapkan.

Sejalan dengan UU, kompetensi inti ibarat anak tangga yang harus ditapak peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan. Kompetensi inti meningkat seiring meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas.

Melalui kompetensi inti, sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan, integrasi vertikal antarkompetensi dasar dapat dijamin, dan peningkatan kemampuan peserta dari kelas ke kelas dapat direncanakan. Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, kompetensi inti juga memiliki multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yaitu sikap spiritual terkait tujuan membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan kompetensi sikap sosial terkait tujuan membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. 

Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang relevan. Setiap mata pelajaran harus tunduk pada kompetensi inti yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan kompetensi inti. 

Ibaratnya, kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus dihasilkan dengan mempelajari setiap mata pelajaran. Di sini kompetensi inti berperan sebagai integrator horizontal antarmata pelajaran.

Dengan pengertian ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran karena tidak mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi inti merupakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi dasar yang akan diserap peserta didik melalui proses pembelajaran yang tepat, menjadi kompetensi inti. Bila pengertian kompetensi inti telah dipahami dengan baik, tentunya tidak akan ada kritikan bahwa Kurikulum 2013 adalah salah dengan alasan pada “Kompetensi Inti Bahasa Indonesia” tidak terdapat kompetensi yang mencerminkan kompetensi Bahasa Indonesia, karena memang tidak ada yang namanya kompetensi inti Bahasa Indonesia, sebagaimana yang dipertanyakan Acep Iwan Saidi, “Petisi untuk Wapres” (Kompas, 2/3).

Dalam mendukung kompetensi inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi dasar-kompetensi dasar yang dikelompokkan menjadi empat. Ini  sesuai dengan rumusan kompetensi inti yang didukungnya, yaitu dalam kelompok kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.

Uraian kompetensi dasar sedetil ini adalah untuk memastikan bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. 
Kompetensi dasar dalam kelompok kompetensi inti sikap bukanlah untuk peserta didik, karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan, tidak diujikan, tapi sebagai pegangan bagi pendidik, bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut, ada pesan-pesan sosial dan spiritual yang terkandung dalam materinya. Apabila konsep pembentukan kompetensi ini dipahami, dapat mengurangi bahkan menghilangkan kegelisahan yang disampaikan L. Wiliardjo dalam “Yang Indah dan yang Absurd” (Kompas,  22/2)

Kedudukan Bahasa

Uraian rumusan kompetensi seperti itu masih belum cukup untuk dapat digunakan, terutama saat merancang kurikulum SD (jenjang sekolah paling rendah), tempat dimana peserta didik mulai diperkenalkan banyak kompetensi untuk dikuasai. Pada saat memulainya pun, peserta didik SD masih belum terlatih berfikir abstrak. Dalam kondisi seperti inilah, maka terlebih dahulu perlu dibentuk suatu saluran yang menghubungkan sumber-sumber kompetensi, yang sebagian besarnya abstrak, kepada peserta didik yang masih mulai belajar berfikir abstrak.

Di sini peran bahasa menjadi dominan, yaitu sebagai saluran mengantarkan kandungan materi dari semua sumber kompetensi kepada peserta didik.

Usaha membentuk saluran sempurna (perfect channels dalam teknologi komunikasi) dapat dilakukan dengan menempatkan bahasa sebagai penghela mata pelajaran-mata pelajaran lain. Dengan kata lain, kandungan materi mata pelajaran lain dijadikan sebagai konteks dalam penggunaan jenis teks yang sesuai dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran tematik integratif dan perumusan kompetensi inti, sebagai pengikat semua kompetensi dasar, pemaduan ini akan dapat dengan mudah direalisasikan.

Dengan cara ini pula, maka pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dibuat menjadi kontekstual, sesuatu yang hilang pada model pembelajaran Bahasa Indonesia saat ini, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia kurang diminati oleh pendidik maupun peserta didik.

Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia yang kontekstual, peserta didik sekaligus dilatih menyajikan bermacam kompetensi dasar secara logis dan sistematis. Mengatakan kompetensi dasar Bahasa Indonesia SD, yang memuat penyusunan teks untuk menjelaskan pemahaman peserta didik, terhadap ilmu pengetahuan alam sebagai mengada-ada (Acep Iwan Saidi, “Petisi untuk Wapres”), sama saja dengan melupakan fungsi bahasa sebagai pembawa kandungan ilmu pengetahuan.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Rumusannya berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda dengan kurikulum berbasis materi, sehingga sangat dimungkinkan terjadi perbedaan persepsi tentang bagaimana kurikulum seharusnya dirancang. Perbedaan ini menyebabkan munculnya berbagai kritik dari yang terbiasa menggunakan kurikulum berbasis materi. Untuk itu ada baiknya memahami lebih dahulu terhadap konstruksi kompetensi dalam kurikulum sesuai koridor yang telah digariskan UU Sisdiknas, sebelum mengkritik. (***)

PENGAJAR



GURU DAN DOSEN



Guru

Posted Mon, 03/26/2012 - 10:02 by adminsidiknas (not verified)
By : www.kemdikbud.go.id

Definisi guru diatur dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Pasal 1 ayat 1)
Peranan guru sangat penting dalam dunia pendidikan karena selain berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik, guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh karakter yang baik bagi anak didiknya.
Guru terdiri dari guru pegawai negeri sipil (PNS) dan guru bukan pegawai negeri sipil. Guru bukan PNS dapat melakukan penyetaraan angka kredit fungsional guru. Penetapan jabatan fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil dan angka kreditnya, bukan sebatas untuk memberikan tunjangan profesi bagi mereka, namun lebih jauh adalah untuk menetapkan kesetaraan jabatan, pangkat/golongan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku sekailgus demi tertib administrasi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil.

Dosen

Posted Mon, 03/26/2012 - 10:01 by adminsidiknas (not verified)
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. (Undang-undang nomor 14 tahun 2005, pasal 1 ayat 2)

Guru besar atau profesor yang selanjutnya disebut profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi. (Undang-undang nomor 14 tahun 2005, pasal 1 ayat 3)








WONDERFULL BANGKA ISLAND


THE JOURNEY
BANGKA ISLAND
 ( PULAU LASKAR PELANGI )


            Bagi pemula yang akan mengadakan perjalanan ke pulau Bangka ada baiknya jika anda mennyempatkan diri untuk membaca tulisan ini>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

            Yang biasa naik pesawat terbang ini akan sedikit lebih mudah  sampai ke tujuan , nantinya anda akan di turunkan di Bandara Depati Amir di pangkal pinang, selanjutnya anda bisa melanjutkan perjalanan anda dengan menggunakan jasa travel sesuai tujuan anda. Banyak sekali tujuan wisata yang ditawarkan di pulau Bangka yang pasti keindahan pantai yang anggun nan exotic. Anda juga bisa mengunjugi situs : www.eljohn.co.id atau biasa juga googling dengan mengetik:  tempat wisata di Bangka Belitung.

            Pada liburan semester tahun lalu, untuk yang pertama kalinya aku pergi ke pulau Bangka lebih tepatnya di Bangka nya, pada dasarnya pulau Bangka terpisah dengan pulau yang namanya Belitung, pada kesempatan ini aku ingin berbagi cerita mengenai perjalanan ku menuju pulau Bangka.

            Perjalanan ku diawali dengan aku naik angkot warna kuning jurusan boom baru, sekitar setengah jam aku sampai di dermaga boom baru, seketika itu aku bilang stop, pada bapak supir dan aku diturunkan tepat di depan dermaga boom baru. Selanjutnya aku masuk dan memesan ticket langsung ke loket nya.

            Pada saat itu ada 2 pilihan jetcoil yang akan aku tumpangi, ada sumber Bangka, Bangka ekspres, saranku ada lebih baik memilih jetcoil sumber Bangka karena kapalnya lebih besar, jam berangkatnya pun lebih awal di bandingkan dengan Bangka ekspress.
            Jangan lupa membeli tiket harus lebih awal dari jam berangkat kapal , karena aku berangkat siang jadi waktu itu  membeli tiket di loket jam 10,00 pagi dan brangkatnya kapal jam 12,30 siang. Ada hari hari hari khusus mengenai keberanngkatan kapal ke pulau Bangka agar lebih tahu silahkan anda menelpon terlebih dahulu ke nomor telpon penjualan  tiketnya.                  Yaitu  :  (0711) 713057.


pada saat di ruang tunggu sebelum keberangkatan




Ruang di dalam kapal sumber bangka




kapal mulai berangkat dan meninggalkan pelabuhan







  

 Jam berangkat kapal pun tiba, aku mulai masuk kapal dan menunjukkan ticket kepada petugas lalu aku masuk ke dalam kapal dan mencari nomor tempat duduk, pada saat itu nomor tempat duduk ku adalah B 08.  Setelah itu kapal mulai menjauh dari dermaga dan menyusuri sungai musi, tampak jelas dai sisi jendela keindahan jembatan ampera walupun jauh tetap dengan megahnya, dan kapal terus berjalan hingga melewati pulau kemarau dengan manisnya pagoda tempat ibadahnya umat budha di Palembang, semakin lama kapal semakin jauh meninggalkan kota Palembang.

            Yang sangat aku nantikan adalah pada saat kapal sudah berada di daerah upang jaya, kapal berjalan sedikit lebih lambat karena banyak sekali rumah rumah yang berada di pinggiran sungai, aku seketika menjalan ke belakang kapal itu melihat keadaan di luar>>>>>>>>>>>>>>>







            Semua penumpang banyak yang keluar menyaksikan keunikan warga di upang jaya, yakni banyak anak anak yang memakai perahu kecil ada juga yang berenang menggunakan pelampung untuk mendekati kapal, yups…………….. banyak para penumpang yang memberikan sedikit uangnya kepada para anak anak upang jaya, dengan memasukkan uang kertas ke botol air minum dan kemudian di lemparkan, aku pun ikut ikutan melakkukan hal itu, disinilah hiburan begitu senang dan semangatnya anak anak untuk mengambil uang di dalam botol tadi,

            Setelah asik dengan hiburan tadi aku mulai masuk kembali ke dalam kapal karena sudah menjauhi daerah upang jaya tadi, semakin lama semakin menjauh dan kapal melaju dengan kencang hingga tak terasa sampai di pertemuan antara sungai dan laut lepas, terliahat jelas sekali perbedaan antara air sungai dan air laut begitu indahnya pemandangan di laut lepas, lama lama daratan yang ada di sumatera selatan tak tampak oleh oleh mata yang ada hanya lautan biru dihiasi dengan pemandangan awal dilangit cerah, sungguh takjub aku menyaksikan itu, hanya bangga akan karya Tuhan yang telah menciptakan keindahan alam semesta tersebut, 

            Tak terasa pulau Bangka mulai terlihat, yups……. Semaikin dekat terlihat pasir putih menghiasi bibir pulau itu, kagum, spicles , tak mampu mengungkapkan dengan kata kata begitu senang dan gembira bisa menginjakkan kaki di pulau Bangka itu. Semakin rapat kapal yang ku tumpangi ke dermaga tempat akhir perjalanan lautku, aku sudah disambut dengan megahnya mercusuar peninggalan belanda di kala penjajahan dulu>>>>>>….



            Begitu kagumnya aku akan ke megahan mercusuar itu kemudian aku bergegas, keluar dari kapal dan melewati jembatan penyebrangan dan menuju darat, disana aku sudah disambut oleh sahabat baik ku >>>>>>>>>>>>. Edi widya praja namanya , dari sahabatku ini lah aku tertarik untuk melihat keindahan pulau ini, kemudian aku cepat cepat memakai helm dan mengendarai sepeda motor sahabatku untuk menuju mercusuar  

















            Kemudian aku lanjutkan berjalan jalan di pesisir pantai di muntok, dermaga akhir tadi, indanhya pasir putih, disertai deburan ombak dan angin sepoi sepoi menambah nyamannya jalan jalan ku di pesisir pantai di muntok ini.




            Setelah puas jalan jalan di muntok, sahabatku sudah mengajak ku untuk melanjutkan perjalanan menuju rumahnya, sekitar 2 jam naik motor, jika anda ingin naik bus menuju panngkal pinang tinggal naik dari dermaga tadi dan duduk manis , lebih kurang membutuhkan waktu 4 jam sampai tujuan, tapi jangan kawatir anda akan disuguhi keindahan alam disepanjang perjalanan.
            Sesampainya di rumah sahabatkku tadi, istirahat sebentar lalu kami makan, waktu sudah agak sore kami lanjutkan main ke pantai dekat rumahnya, di daerah parit 3, >>>>>>>>>>>>>>>>>



            Setelah itu kami pulang karena waktu sudah sore , dan kami lanjutkan jalan jalan kami esok harinya, pagi itu kami siap siap untuk kembali jalan jalan  ke pantai.
            Tak sengaja waktu mengunjungi pantai ini ada kegiatan syuting FTV dengan actor Ryan delon, q juga sempat terkagum , kali pertama bisa lihat kegiatan dan pengambilan adegan yang biasanya q liat di televisi.









Pada hari berikutnya kami melanjutkan perjalanan untuk melihat lihat kota pangkal pinang dan bagaimana keadaan kota itu. Makanan khas yang ada di Bangka adalah getas nya, yaitu sejenis kerupuk dari bahan ikan tenggiri dan jenis sea food lainnya.


ku sempatkan pula untuk mengunjungi Botanical Garden, sungguh indah nan mengagumkan semua orang terpana akan keindahan alamnya, >>>>>>>>>>>








            Inilah cerita perjalanan ku ke pulau Bangka, 15 hari di kota pangkal pinang sungguh sangat puas, tetapi terasa singkat hingga waktu pulang ke Palembang sudah tiba,
            Aku kembali ke muntok untuk membeli ticket pulang ke Palembang, semoga di hari libur nanti aku bisa kembali kesana, masih banyak pantai yang belum sempat aku kunjungi dan ku nikmati, ( ini ceritaku )


I HOPE MY DREAM COME TRUE

Diberdayakan oleh Blogger.

ONLINE

Musik

# Pitbull - Give Me Everything
Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info
Read more: http://impoint.blogspot.com/2013/02/menambahkan-memasang-widget-musik-mp3-di-blog.html#ixzz2U8E1AOb8 Dilarang copy paste artikel tanpa menggunakan sumber link - DMCA Protected Follow us: @ravdania on Twitter | pemakan.worell on Facebook